30 Paspor di Kelas Sang Profesor #1

Ilmu Sosial

30-paspor-1-5425456eb5f1830 Paspor di Kelas Sang Profesor #1, J.S Khairen, Noura Book, 2014, 328 hlm, Rp.64.000 (hemat 20%) Rp.51.200

Paling lambat 1,5 bulan ke depan, kalian semua harus sudah berangkat!

Demikian ucapan Prof. Rhenald Kasali pada hari pertama masuk kuliah Pemasaran Internasional yang sontak membuat kelas gaduh luar biasa. Negara tujuan ditentukan saat itu juga. Sementara paspor harus didapatkan dalam waktu dua minggu ke depan.

Metode kuliah yang awalnya ditentang banyak orang tersebut—dari orangtua mahasiswa sampai sesama dosen—terbukti menjadi ajang “latihan terbang” bagi para calon rajawali. Demikian Prof. Rhenald mengibaratkannya. Tersasar di negeri orang dapat menumbuhkan mental self driving, syarat untuk menjadi pribadi yang bebas, mandiri, dan bertanggung jawab.

Dalam jilid pertama buku ini, para mahasiswa mengalami sendiri berbagai pengalaman unik. Ketinggalan pesawat, digoda kakek-kakek genit, kena tipu oleh pengemis, adalah beberapa di antaranya.

“Tiga puluh mahasiswa yang hebat ini tidak perlu kelas perkuliahan untuk jadi sarjana yang siap terjun ke kejamnya persaingan hidup masa depan. Kelas mereka adalah alam jagat raya ini, yang hanya bisa dimasuki dengan keberanian, bukan diabaikan sambil bermalas-malasan. Dan mereka telah berhasil melaluinya dengan perjuangan sendiri yang penuh lika-liku dan tanjakan yang terjal.”

Dahlan Iskan, Menteri BUMN

“Duduk manis sambil melipat tangan di bangku kelas dan mendengarkan kalimat dosen dengan baik membuat kita jadi anak pintar. Sendirian nyasar keliling dunia guna memenuhi tugas sang profesor ini menjadikan kita manusia luar biasa.”

Alfatih Timur, founder kitabisa.co.id

Menjelajah Dunia Mengenal China

Ilmu Sosial

270929_118037551669318_307991787_nMenjelajah Dunia Mengenal China, Sophie Mou, Galang Press, 15 x 23 cm ; 135 hal | Cet 1, 2011, Rp. 120.000 (hemat 25%) Rp.90.000

Bangsa China tumbuh besar karena budaya yang dibangun sejak peradaban sebelum masehi. Gaung kemahsyuran peradaban China dipungkiri memegang andil besar dalam mendewasakan periode zaman. Artinya, dinamika kebudayaan China ikut mempengaruhi siklus kebudayaan manusia dari zaman megalitikum hingga modern. Bayangkan saja, usia peradaban China sudah lebih dari 4000 ahun. Maka tak heran, jika kemudian kebudayaan China diakui menjadi pilar penyokong warisan kebudayaan dunia bersanding dengan peradaban tua lainnya seperti Mesir, Babilonia, Persia, Inca, Maya, dan Yunani.

Ibarat mahakarya, maju pesatnya kebudayaan China sangat erat kaitannya dengan keberadaan para etnis yang menghuni negeri tirai bambu ini. China dihuni 56 suku yang masing-masing memiliki masterpiece. Keragaman itulah yang membuat China menjadi raksasa yang menyebarkan virus-virus kebudayaan di berbagai belahan dunia. Kita bisa melihat keunikan suku Hezhe yang menjahit baju dari kulit ikan, komunitas muslim di suku Hui, gaya hidup nomaden suku Kirgiz, kebiasaanmenculik pengantin suku Miao, suku Mongolia yang hidup di atas pelana kuda, Suku Naxi yang gemar menari dan menyanyi di berbagai kesempatan, serta berbagai macam perayaan festival suku-suku lain yang tinggal di China.

Buku ini akan membawa Anda menyelami berbagai kebudayaan China yang kaya dan memiliki banyak cerita. Profil 56 etnis di China dan foto perjalanan yang penuh warna akan terhampar di hadapan Anda. Mari mengenal China dengan hati.